Rabu, 06 April 2011

Inilah 6 Negara yang Menggunakan Bahasa Jawa



Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa Jawa terutama di beberapa bagian Banten terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan kabupaten Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan Pantai utara terbentang dari pesisir utara Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon, Yogyakarta, Jawa Tengah & Jawa Timur di Indonesia.



Republik Suriname (Surinam)dulu bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda adalah sebuah negara di Amerika Selatan dan merupakan bekas jajahan Belanda.

Negara ini berbatasan dengan Guyana Perancis di timur dan Guyana di barat. Di selatan berbatasan dengan Brasil dan di utara dengan Samudra Atlantik.Di Suriname tinggal sekitar 75.000 orang Jawa dan dibawa ke sana dari Hindia-Belanda antara tahun 1890-1939. Suriname merupakan salah satu anggota Organisasi Konferensi Islam.



Sejumlah orang Jawa didatangkan ke Singapura sejak 1825 [Johari, 1965]. Mereka berasal dari Jawa Tengah, dan mereka dipekerjakan sebagai buruh di perkebunan karet, jalur kereta api dan konstruksi jalan raya. Kampong Jawa, di tepi sungai Rochor, adalah tempat pemukiman pertama orang Jawa di Singapura. Selain Kampong Jawa, Kallang Airport Estate dikenal sebagai tempat pemukiman orang Jawa juga. Di Kallang, mereka hidup berdampingan dengan orang Melayu dan Cina.




Umumnya, mereka sudah berwarga negara Malaysia. Leluhur mereka datang sekitar tahun 1900 karena tekanan ekonomi. Masyarakat Jawa di Malaysia saat ini termasuk generasi ketiga dan keempat. Walaupun masih menggunakan sebagian adat dan kebudayaan Jawa, mereka sudah dianggap Melayu pribumi yang sah sesuai undang-undang Malaysia.

Yang terbanyak tinggal di Negeri Selangor, terutama di kawasan Tanjung Karang, Sabak Bernam, Kuala Selangor, Kelang, Banting, dan Sepang. Mereka masih mengekalkan beberapa unsur Jawa meski tidak total. Di Johor juga banyak, tapi yang muda-muda sudah lupa warisan leluhurnya.

Bahkan sebagian ada yang merasa malu mengakui berketurunan Jawa. Mereka sudah tidak boleh (bisa, Red.) lagi bertutur bahasa Jawa secara baik dengan unggah-ungguh dan tata krama. Ada yang mengekalkan identitas dirinya dengan mewujudkan Persatuan Anak-anak Jawa. Kegiatan keseniannya kuda kepang dan reog, walaupun tidak sehalus di Jawa.



Saat Belanda menjajah Indonesia belanda mengirim orang jawa sebagai budak ke Belanda. Yang unik dalam kasus bahasa Jawa ini adalah minat orang asing terhadap bahasa atau sastra Jawa. Dan, Belanda sebagai negeri bekas penjajah Jawa ternyata menjadi gudang dari orang atau pakar yang punya minat khusus terhadap keberadaan bahasa Jawa.
Universiteit Leiden, universitas tertua di Belanda yang didirikan 1575 merupakan salah satu gudangnya. Di universitas yang didirikan Pangeran Willem van Oranje, tempat dari sekitar 17 ribu mahasiswa menimba ilmu, kita bisa melihat naskah-naskah kuno berhuruf Jawa atau sastra Jawa kontemporer yang masih terawat.



Kaledonia Baru (bahasa Perancis: Nouvelle-Calédonie) adalah sebuah negeri seberang laut milik Perancis terletak di Samudra Pasifik bagian selatan. Juga dinamai Kanaki yang dari nama penduduk asli kepulauan itu. Negara kepulauan ini telah dikuasai Perancis selain Polinesia Perancis. Status ini dikenakan sampai 1998. Namanya berasal dari bahasa Latin Skotlandia. Ibu kotanya ialah Noumea.

Daerah ini dihuni oleh sebagian suku Jawa. Dahulu orang Jawa di Kaledonia Baru menjadi kuli kontrak atau mencari kehidupan lebih baik di negeri asing. Perpindahan orang Jawa di Kaledonia juga sama dengan orang Jawa Suriname, namun kepindahan orang Jawa di Pasifik telah terhenti sejak 1949.

Jumlah penduduk Kaledonia Baru tercatat tanggal 1 September 2006, yaitu: 237.765 jiwa.
Orang Jawa di Kaledonia Baru tetap menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari, namun kini anak-anak mudanya sudah tak bisa berbahasa Jawa, hanya bisa berbahasa Perancis saja.



udah pasti bahasa jawa juga di gunakan di Indonesia. bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa Jawa adalah bahasa jawa terutama di beberapa bagian Banten terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan kabupaten Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan Pantai utara terbentang dari pesisir utara Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon, Yogyakarta, Jawa Tengah & Jawa Timur di Indonesia.

Profesor Termuda di Amerika, Ternyata orang Indonesia




Nelson Tansu meraih gelar Profesor di bidang Electrical Engineering di Amerika sebelum berusia 30 tahun. Karena last name-nya mirip nama Jepang, banyak petinggi Jepang yang mengajaknya “pulang ke Jepang” untuk membangun Jepang. Tapi Prof. Tansu mengatakan kalau dia adalah pemegang paspor hijau berlogo Garuda Pancasila. Namun demikian, ia belum mau pulang ke Indonesia . Kenapa?



Nelson Tansu lahir di Medan , 20 October 1977. Lulusan terbaik dari SMA Sutomo 1 Medan. Pernah menjadi finalis team Indonesia di Olimpiade Fisika. Meraih gelar Sarjana dari Wisconsin University pada bidang Applied Mathematics, Electrical Engineering and Physics (AMEP) yang ditempuhnya hanya dalam 2 tahun 9 bulan, dan dengan predikat Summa Cum Laude. Kemudian meraih gelar Master pada bidang yang sama, dan meraih gelar Doktor (Ph.D) di bidang Electrical Engineering pada usia 26 tahun. Ia mengaku orang tuanya hanya membiayai-nya hingga sarjana saja. Selebihnya, ia dapat dari beasiswa hingga meraih gelar Doktorat. Dia juga merupakan orang Indonesia pertama yang menjadi Profesor di Lehigh University tempatnya bekerja sekarang.


Thesis Doktorat-nya mendapat award sebagai “The 2003 Harold A. Peterson Best ECE Research Paper Award” mengalahkan 300 thesis Doktorat lainnya. Secara total, ia sudah menerima 11 scientific award di tingkat internasional, sudah mempublikasikan lebih 80 karya di berbagai journal internasional dan saat ini adalah visiting professor di 18 perguruan tinggi dan institusi riset. Ia juga aktif diundang sebagai pembicara di berbagai even internasional di Amerika, Kanada, Eropa dan Asia .


Karena namanya mirip dengan bekas Perdana Menteri Turki, Tansu Ciller, dan juga mirip nama Jepang, Tansu, maka pihak Turki dan Jepang banyak yang mencoba membajaknya untuk “pulang”. Tapi dia selalu menjelaskan kalau dia adalah orang Indonesia . Hingga kini ia tetap memegang paspor hijau berlogo Garuda Pancasila dan tidak menjadi warga negara Amerika Serikat. Ia cinta Indonesia katanya. Tetapi, melihat atmosfir riset yang sangat mendukung di Amerika , ia menyatakan belum mau pulang dan bekerja di Indonesia . Bukan apa-apa, harus kita akui bahwa Indonesia terlalu kecil untuk ilmuwan sekaliber Prof. Nelson Tansu.


Ia juga menyatakan bahwa di Amerika, ilmuwan dan dosen adalah profesi yang sangat dihormati di masyarakat. Ia tidak melihat hal demikian di Indonesia . Ia menyatatakan bahwa penghargaan bagi ilmuwan dan dosen di Indonesia adalah rendah. Lihat saja penghasilan yang didapat dari kampus. Tidak cukup untuk membiayai keluarga si peneliti/dosen. Akibatnya, seorang dosen harus mengambil pekerjaan lain, sebagai konsultan di sektor swasta, mengajar di banyak perguruan tinggi, dan sebagianya. Dengan demikian, seorang dosen tidak punya waktu lagi untuk melakkukan riset dan membuat publikasi ilmiah. Bagaimana perguruan tinggi Indonesia bisa dikenal di luar negeri jika tidak pernah menghasilkan publikasi ilmiah secara internasional?


Prof. Tansu juga menjelaskan kalau di US atau Singapore , gaji seorang profesor adalah 18-30 kali lipat lebih dari gaji professor di Indonesia . Sementara, biaya hidup di Indonesia cuma lebih murah 3 kali saja. Maka itu, ia mengatakan adalah sangat wajar jika seorang profesor lebih memilih untuk tidak bekerja di Indonesia . Panggilan seorang profesor atau dosen adalah untuk meneliti dan membuat publikasi ilmiah, tapi bagaimana mungkin bisa ia lakukan jika ia sendiri sibuk “cari makan”.

NTT punya "Komodo" INDRAMAYU punya "BIAWAK"




Indonesia memang negara yang mempunyai banyak potensi alam yang sangat indah dan sangat mempesona walaupun hanya sekedar dipandang contohnya pulau komodo yang sekarang menjadi salah satu dari 28 nominasi keajaiban dunia .

komodo dan biaawak masih dalam satu famili yaitu Famili Varanidae kedua hewan tersebut hampir tidak ada bedanya sama-sama seperti kadal jumbo akan tetapi biawak relatif lebih pendek di bandingkan komodo. kedua hewan ini sama-sama hewan pemakan daging atau yang sering kita sebut carnivora dan menggunakan air liurnya sebagai senjata menakluk musuh-musuhnya.
ciri-ciri yang mendasar pada biawak adalah terdapat bintik-bintik kuning di tubuhnya dan komodo relatif coklat.

dan tempat komodo berada di Letak kawasam TN Komodo di ujung barat Propinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya di antara Pulau Sumbawa (Nusa Tenggara Barat) dan Pulau Flores (Nusa Tenggara Timur). Secara administratif kawasan ini terletak di dalam wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur.

pulau biawak berada di Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Pulau Biawak Kabupaten Indramayu, secara goegrafis Pulau Biawak terletak pada posisi 06°56’022’’ LS dan 108°22’015’’ BT. Pulau Gosong (5o52’076”LS dan 108°24’337’’) dan Pulau Candakian (5o48’089”LS dan 108°24’487’’). Lingkup wilayah KKLD meliputi wilayah daratan pulau (terrestrial) dan wilayah perairan pantai dan laut sekitarnya. Berdasarkan management plan KKLD tahun 2005, luas total KKLD Kabupaten Indramayu ± 15.540 Ha, yang terdiri dari luas wilayah perairan ± 14.798 Ha dan luas daratan ± 742 Ha (P. Biawak ± 130 Ha, P. Gosong ± 312 Ha dan P. Candikian ± 300 Ha)

kedua pulau tersebut sama-sama mempunya pulau yang sangat menakjubkan terumbu karang yang mempesona hutan yang lebat serta reptil yang menakjubkan

soo kalian kunjungi pulau tersebut tak nyesell dah,.

POTENSI PULAU BIAWAK

Potensi Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kabupaten Indramayu

Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Pulau Biawak Kabupaten Indramayu, secara goegrafis Pulau Biawak terletak pada posisi 06°56’022’’ LS dan 108°22’015’’ BT. Pulau Gosong (5o52’076”LS dan 108°24’337’’) dan Pulau Candakian (5o48’089”LS dan 108°24’487’’). Lingkup wilayah KKLD meliputi wilayah daratan pulau (terrestrial) dan wilayah perairan pantai dan laut sekitarnya. Berdasarkan management plan KKLD tahun 2005, luas total KKLD Kabupaten Indramayu ± 15.540 Ha, yang terdiri dari luas wilayah perairan ± 14.798 Ha dan luas daratan ± 742 Ha (P. Biawak ± 130 Ha, P. Gosong ± 312 Ha dan P. Candikian ± 300 Ha)

Beberapa potensi KKLD P. Biawak Kabupaten Indramayu, antara lain :

§ Ekosistem Mangrove : Gugusan Pulau Biawak merupakan pulau yang unik karena banyak ditumbuhi berbagai jenis-jenis mangrove pada pantai berpasir. Jenis-jenis mangrove di P. Biawak terdiri dari berbagai ragam jenis mangrove yang terdiri dari assosiasi Sonneratia spp., Avicennia spp., Bruguiera spp., Rhizoppora spp., Ceriops spp., Achanthus spp., Lummitterae, Xylocarpus, Aegicera, Nypa spp., dan Heritiera spp. Beberapa jenis termasuk langka dan sudah jarang di pantai utara Jawa Barat.





§ Padang Lamun : Perairan pantai Pulau Biawak yang dikelilingi tubir pada saat pasang tinggi hanya mencapai kedalaman 1,5 meter pada bagian tubir merupakan areal perairan yang kaya dengan lamun. Wilayah yang paling banyak ditumbuhi lamun berada di bagian Barat Daya sampai Barat Laut dan Sisi Timur pulau dengan kerapatan yang cukup tinggi.

§ Biota Darat : Jenis fauna yang dijumpai dan menjadi ciri khas pulau Biawak adalah Biawak (Varanus salvator). Fauna lainnya adalah dari jenis burung diantaranya Trinil pantai (Bubulcus ibis), Cangak abu (Ardea cinerea), Cangak laut (Ardea sumatrana), Cekaka (Halycon chloris), Burung udang biru (Alcedo caerulescens), Trulek (Pluvialis dominica), dan lain-lain.

§ Terumbu Karang : Pada sisi selatan Pulau Biawak pada beberapa tempat kondisi karang masih baik dengan persen penutupan karang hidup 52,42% pada kedalaman 3 m sedangkan pada kedalaman 10 meter persen penutupan karang hidup lebih rendah yaitu sebesar 23,09%. Kondisi terumbu karang di Pulau gosong pada kedalaman 3 meter cukup baik. rataan persen penutupan karang hidup sebesar 31,4%. Pada kedalaman 7 meter rataan persen penutupan karang lebih rendah yaitu sebesar 14,5 %. Persen penutupan karang hidup di Pulau Candikian yang pada kedalaman 3 meter adalah 53,61 %. Pada kedalaman 7 meter rataan persen penutupan karang lebih rendah yaitu sebesar 53,73%. (DKP, 2003).

§ Biota Perairan : Beberapa jenis ikan yang ditemukan diperairan KKLD P. Biawak antara lain : Bumphead parrotfish, barracuda, angelfish, longfin bannerfish, butterfly, kerapu dan clown fish. Selain jenis ikan tersebut terdapat juga udang karang, lobster dan binatang laut pemakan karang (crown of thorn). Jenis-jenis ikan hias yang dijumpai diperairan pulau Biawak antara lain: Kiper (Scatophagus argus), Samandar (Siganus verniculator), Kerapu (Chremileptis altivelia), Dokter (Labroides dimidiatus), Kakatua (Callyodon ghabbon), Kerapu Tikus (Cinhiticthy aprianus), Zebra (Dendrichirus zebra), Kupu-kupu (Chaetodon chrysurus), Kokotokan, Merakan (Pterois valiteus), Pisau-pisau, Petek perak (Desayllus reticulatus), Kapasan, Buntul, Grapu, Kerong-kerong (Plectorhynchus spp.). Jenis-jenis ikan hias yang ditemukan di perairan Pulau Gosong antara lain Kupu-kupu (Chaetodon octofascatus), Kakaktua (Scarus sp), dokter (Labroides dimatus), pembersih (Thallasoma sp), Sersan Mayor (Abudefduf sexfasciatus), Kerapu lumpur (Cheilinus sp). Jenis-jenis ikan hias yang ditemukan di perairan Pulau Candikian antara lain Kupu-kupu (Chaetodon octofascatus), Kakaktua (Scarus sp), dokter (Labroides dimdiatus), pembersh (Thallasoma sp), Sersan Mayor (Abudefduf sexfasciatus), Ekor Kuning (Caesio cuning). (DKP, 2003).

Pulau Biawak






Indramayu – Berbeda dengan kawasan selatan, wilayah laut utara Jawa tak identik dengan wisata. Kalaupun ada titik–titik yang dijadikan tempat wisata, pemandangan yang ditawarkan tetap tak seindah kawasan laut selatan.

Seperti itu juga kondisi wisata laut di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Pesisir Indramayu tidak memberikan tawaran serupa pantai di Kabupaten Sukabumi atau Garut yang sama–sama termasuk wilayah Jawa Barat. Bahkan, pesisir sering kali merupakan daerah kantong–kantong kemiskinan yang ditandai dengan rumah–rumah dan lingkungan yang kumuh.

pulau-biawakNamun, kunjungilah Pulau Biawak. Pesona alam merupakan anugerah Tuhan bagi pulau yang berjarak sekitar 40 kilometer dari pantai utara Indramayu ini. Airnya bening dan pasirnya putih seperti kebanyakan pantai di kawasan selatan. Daratan seluas 120 hektar ini juga kaya dengan tanaman bakau yang hijau dan rapat dipandang dari ketinggian.

Sedikitnya ada dua nama lain yang lazim digunakan untuk menyebut Pulau Biawak, yakni Pulau Rakit dan Pulau Menyawak. Karena itu, Anda tak perlu berdebat ketika orang menyebut nama selain Pulau Biawak. Petugas menara suar yang tinggal di sana, Slamet Riyanto, mengatakan, sebelumnya ada lagi sebutan untuk Pulau Biawak, yakni Pulau Bompyis, yang merupakan nama warisan penjajah Belanda. “Kalau tidak salah, nama Pulau Rakit diubah menjadi Pulau Biawak pada tahun 1980–an,” kata Slamet yang bertugas di sana bersama seorang temannya.

Tulisan nama Bompyis masih tersisa pada papan di ruangan genset—alat yang bisa menghasilkan listrik. Genset itu digunakan untuk penerangan permukiman petugas dan, terutama, untuk menyalakan lampu suar. Lampu penunjuk arah bagi para pelaut itu terletak pada menara setinggi 65 meter. Bangunan tersebut juga merupakan “warisan” Belanda, yakni dibangun pada tahun 1872. Di bagian dalam menara, yang berbentuk silinder, terdapat tangga memutar dengan keseluruhan anak tangga berjumlah 240. Butuh keberanian untuk menaiki tangga tersebut. Namun, jika berhasil mengalahkan rasa takut dalam diri Anda, di puncak menara Anda akan menemukan pemandangan hutan bakau dan laut yang memesona.

Habitat biawak

biawak-indramayuSesuai dengan namanya, pulau ini merupakan habitat biawak (Varanus salvator). Konon reptilia itu sudah ada sejak pulau tersebut didatangi manusia pada lebih dari satu abad yang lalu. Belum ada penghitungan yang memberikan data pasti tentang jumlah binatang itu. Namun, jumlahnya diperkirakan mencapai ratusan ekor. Mereka hidup di rawa–rawa dan semak–semak hutan bakau yang keberadaannya mendominasi daratan itu.

Biawak–biawak tersebut tidak jinak. Namun, “mereka tidak menyerang kalau tidak kita ganggu,” kata Dulrokhim (61), nelayan Indramayu yang tengah berada di sana. Dulrokhim menambahkan, biawak biasanya juga mampir ke kawasan rumah penjaga menara suar, terutama saat ada nelayan yang singgah membawa ikan. “Mungkin bau amis ikan itu yang mengundang mereka datang,” kata Dulrokhim. Meski tidak jinak, lanjutnya, ada beberapa biawak yang tak segera lari kalau didekati. “Mungkin sudah terbiasa. Jadi, tidak takut lagi terhadap manusia,” kata Dulrokhim lagi.

Saat kunjungan Kompas awal November lalu, ada beberapa biawak yang keluar dari kerimbunan hutan bakau. Seekor di antaranya bahkan cukup besar, panjangnya sekitar 1,5 meter. Tubuhnya dibalut kulit warna coklat kehitaman dan dipenuhi bintik–bintik kuning. Menurut Dulrokhim, hanya biawak jenis itu yang sering ia jumpai.

Namun, tak hanya biawak yang merupakan kekayaan fauna lingkungan Pulau Biawak. Banyak juga burung yang melintasi angkasa pulau tersebut, antara lain cangak laut (Ardea sumatrana), trinil pantai (Bubulcus ibis), dan burung udang biru (Alcedo Caerulenscens).

Lautnya yang bening juga merupakan surga bagi ratusan jenis biota laut dengan bentuk dan warna yang indah. Kondisi terumbu karang pada kedalaman tiga meter masih cukup bagus. Berdasarkan data di Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, terdapat 95 jenis ikan yang mewakili 30 famili, antara lain ikan zebra (Dendrichirus zebra), kupu–kupu (Chaetodon chrysurus), dan merakan (Pterois valiteus). Dengan menyelam, ikan–ikan cantik itu dapat dilihat mulai dari kedalaman lebih kurang satu meter.

Sayangnya, pada tahun 2004 keindahan ini pernah tercemar oleh lapisan minyak mentah. Tidak diketahui dari mana asal minyak mentah tersebut. Diduga, bahan pencemar itu berasal dari kapal tanker yang sering melintasi kawasan perairan Indramayu. “Waktu itu, terumbu karang banyak yang mati,” kata Kepala Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Indramayu Koko Sudeswara. [Kompas,Liburan.info]